Seberkas Cahaya

"Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" QS. Ar-Rahman:55

Saturday, December 3, 2022

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

Aku jatuh cinta dengan ayat tersebut. Tepatnya di dalam QS Ar Rahman yang disebutkan sebanyak 31 kali. Tiap kali diri merasa kurang akan sesuatu, ayat itulah yang ku ingat selalu. Mengingatkanku bahwasanya nikmat Allah itu jauh lebih banyak daripada masalah yang ada dalam kehidupan.

Dulu, 7 tahun merantau di Surabaya berjuang untuk kuliah dan kerja. Banyak sekali keajaiban-keajaiban yang Allah datangkan. Tak pernah sekalipun aku merasakan kekurangan. Surabaya menyimpan sejuta cerita, kenangan dan juga kisah perjuangan.

Saat berada di titik nol pun, Allah lah yang nggak pernah meninggalkanku. Sangat bersyukur sekali ketika Allah masih memberikan ketenangan jiwa disaat kegundahan melanda.
Kota ke-2 setelah Surabaya adalah Jombang, yang kini sudah berjalan 1 tahun 2 bulan. Tidak ada sanak saudara disana. Benar-benar memulai hidup baru di lingkungan yang baru dan belum pernah aku jamah sebelumnya.

Diri ini adalah seorang manusia yang nggak pernah pernah lepas dari dosa, tapi kasih sayang Allah begitu luar biasa. Sungguh rugi jika kita nggak mampu untuk melaksanakan perintah-Nya. Allah itu Ar-Rahman Ar-Rahim. Di Jombang yang notabene tidak ada sanak saudara, namun Allah pertemukan ku dengan orang-orang baik, Allah pertemukan ku dengan saudara seiman layaknya keluarga.

Masih ku ingat betul, awal tahun 2022 Qodarullah aku positif covid. Betapa hancur perasaanku saat itu ketika aku mengetahui bahwasanya aku positif. Nggak kuat diri ini menahan tangis. Dan pada akhirnya aku memberikan kabar tersebut pada pimpinan kerjaku, Bu Sri Sumaryani. Beliau menguatkanku, langsung ditelepon dan saat itu menahan isak tangis.

Kala itu aku merasa sendirian, ternyata tidak. Allah datangkan rekan-rekan kerjaku untuk menguatkan. Satu per satu telepon menanyakan kabar, mulai dari keluarga, rekan kerja baru, rekan kerja lama, dan lainnya. Setiap hari ada saja yang menghiburku disaat aku isoman di Surabaya. 

Ada kejadian yang menurutku itu mustahil, tapi atas kehendak Allah semua bisa terjadi. Waktu awal-awal aku isoman, ingin sekali makan coklat yang enak. Hanya bisa sholawat aja sambil membayangkan ada coklat datang ke kamar. Sambil scroll makanan di go food, tapi aku tidak beli dikarenakan sudah dapat jatah makan sehari 3x, takut mubadzir jika aku beli makanan lain.

Dan apa yang terjadi?

Ada petugas hotel yang mengetuk pintu kamarku, mengantarkan bingkisan yang salah satu isinya adalah cookies coklat. Allah datangkan coklat perantara Bu Sri Sumaryani lewat petugas hotel. Padahal aku sama sekali tidak meminta beliau untuk mengirimkan coklat.
Kejadian ke-2, aku ingin sekali makan mie ayam. Sungguh itu adalah sebuah keinginan diluar nalar. Karena posisi aku di kamar hotel, tidak boleh keluar kamar kecuali check up kesehatan dan caring di balkon.

Waktu itu aku berfikir untuk beli mie ayam via go food, tapi sebagai jiwa anak kos, kantongku meronta-ronta. Apalagi aku adalah salah satu pemburu diskon ongkir. Kalau mau beli-beli pasti mikir berkali-kali. Haha. Dasar anak kos.
Gimana bisa beli mie ayam ya? Sedangkan di go food itu adanya lumayan jauh jaraknya, harganya nggak sepadan dengan ongkirnya. Akhirnya mengurungkan niat untuk beli mie ayam. Aku bisanya hanya sholawat aja dan minta ke Allah untuk didatangkan mie ayam sekaligus bakso. Aku kok jadi merasa nodong ke Allah terus ya. Hehe. Nodong paket lengkap.

Dan apa yang terjadi?

Dihari itu, grup pasien yang isoman digegerkan dengan sebuah tragedi terkait makanan. Posisi nasi yang dikirimkan ke kamarku sudah ku habiskan. Ya sudah, aku pasrahkan ke Allah aja, semoga tidak terjadi apa-apa padaku. Gegara kejadian itu, tepat jam 10 ada petugas hotel yang mengetuk kamarku. Tau apa yang dibawa? MIE AYAM PLUS BAKSO DAN CEKER.

Masyaa Allah. Tabarakallah. Maka Nikmat Tuhanmu Manakah yang Kamu Dustakan? Ada saja cara Allah untuk mengabulkan do'aku.

Dari kejadian sebuah coklat dan mie ayam tersebut aku belajar bahwasanya tidak ada yang tidak mungkin selama kita percaya bahwa Allah Maha Segalanya. Jika ada do'a yang belum diijabah, itu artinya Allah memberikan kesempatan pada kita untuk senantiasa belajar arti sebuah kesabaran dan keikhlasan.
Pokoknya, selama nafas masih berhembus, jangan pernah lelah untuk menanamkan benih kebaikan. Karena sejatinya kebaikan itu akan kembali pada kita sendiri.

Semoga ada kebaikan yang bisa diambil dari secuil kisah yang aku tuliskan. Kebenaran itu datangnya dari Allah, jika ada kesalahan itu murni dari saya pribadi.

Semoga siapapun yang membaca ini, senantiasa dilimpahkan kebaikan dan keberkahan dalam hidupnya.

Semoga next Allah memberikanku kesempatan untuk berbagi kisah selanjutnya. Bismillah.
Barakallah fiikum.



Ditulis sepanjang perjalanan Jombang-Ngawi, 18:43
Sabtu, 3 Desember 2022
Dianda Avicenna

Read More

Tuesday, May 10, 2022

Mudik 2022

 Mudik 2022


Masyaa Allah. Tabarakallah.

Sebelum mudik lebaran, saya minta sama Allah untuk dapat tempat duduk paling depan saat naik bus. Entah itu bus patas maupun ekonomi. Pokoknya minta di depan.

Saya udah ngebayangin betapa uyel-uyelannya orang mudik. Tapi saya tetep kekeuh minta sama Allah untuk ditempatkan di depan. Karena saya memang sukaaaaa banget duduk di depan saat naik kendaraan.

Ya Allah, nanti pokoknya barangku sudah tak siapin semua, tinggal bawa dan cus pulang. Pokok sudah beres semua. Ketika aku pulang dari kantor, naik ojek terus turun halte, pokok langsung datengin busnya ya Ya Allah. Dapat bus patas Alhamdulillah, dapat bus ekonomi Alhamdulillah. Pokoknya kalau bus ekonomi aku nggak mau berdiri atau duduk di tengah ya Ya Allah. Aku maunya duduk di depan. Gapapa deh aku duduk di lesehan yang biasanya samping sopir. Penting pokok aku duduk depan ya. Plis Ya Allah. Ya. Oke. Sip. Makasih Ya Allah.

Do'a sambil membayangkan apa yang terjadi. Itu ku lakukan berhari-hari. Betapa konyolnya aku melakukan itu semua. Haha.

Begitu H-1, dapat kabar dari pimpinan cabang bahwa pas hari terakhir masuk kerja (hari H mudik) ternyata aku penugasan ke UPC Mojoagung.

Rencanaku pulang cepat gagal donk jadinya. Hiikks. Dan nanti aku pasti pulangnya agak terlambat sedikit karena jaraknya lumayan jauh. Alhamdulillah. Gapapa deh. Pokok aku tetap minta sama Allah untuk dibookingkan tempat duduk di depan. Pokoknya di depan ya Ya Allah.

Betapa polosnya diriku meminta do'a yang demikian. Kayak nggak penting banget bukan? Wkwk. Tapi bagiku itu penting sih. Hehe.

Begitu hari H, beneran donk aku ke UPC Mojoagung. Alhamdulillah disana lancar dan nggak ada kendala sedikit pun. Pulang tepat waktu dan langsung bisa cus mudik naik kendaraan ekslusif sampai Madiun, setelah itu baru naik bus Madiun-Ngawi.

Masyaa Allah. Tabarakallah. Dengan ditugaskannya aku ke UPC Mojoagung, ternyata Allah selipkan hikmah. Allah sediakan tempat duduk di depan, samping sopir. Ini mah namanya kendaraan ekslusif yang Allah siapkan. Dan sebenarnya aku pun tak merencanakan dan tak pernah terfikirkan jauh-jauh hari untuk naik kendaraan ekslusif.

Begitulah rencana Allah yang pasti jauh lebih baik dari rencana manusia seperti saya. Masyaa Allah. Tabarakallah. Alhamdulillah ‘Ala Kulli Haal.

Saya ucapkan terimakasih kepada Bu Sri Sumaryani selaku Pimpinan Cabang Jombang yang telah mengizinkan saya nebeng, dan juga pak Eko selaku driver yang bantu saya minta ijin dan mengantar sampai Madiun. Semoga Allah lipatgandakan kebaikannya. Berkah selalu untuk semuanya.

Jombang, 28 April 2022

Read More

Friday, February 25, 2022

Sederhana

 SEDERHANA


"Bu, mulai besok aku naik sepeda onthel. Sepeda motornya biar dipakai sama kakak," kataku.

"Loh, lha kenapa kok pakai sepeda onthel? Serius mau pakai sepeda onthel?" ibu kaget.

"Sepeda onthelnya kan nganggur, daripada gak kepakai lebih baik tak pakai aja bu. Sepertinya kakak memang lebih membutuhkan, lagipula kan memang ini motor milik kakak. Katanya besok sore mau pulang kampung dan bawa pick up, jadi sepeda onthelnya sekalian diangkut dan diturunkan ke kosku gitu."

"Kamu gak ingin beli motor sendiri kah, nduk?"

"Ndak bu. Saya lebih nyaman mengendarai onthel. Lagi pula belum butuh motor. Suatu saat saja kalau butuh. Lagian disini hanya kepakai untuk perjalanan pulang pergi kerja, belanja, dan lainnya. Ya hitung-hitung sembari olahraga biar selalu sehat."

"Serius nggak mau beli sekarang?"

"Serius bu. Saya senang bersepeda. Lagian dulu pas masih sekolah kan juga sepedaan terus."

"Loalah nduk. Pegawainya BUMN kok sepedaan onthel," ibu tertawa lepas.

"Halah, gpp bu. Malah lebih sehat dan hemat," aku pun ikut tertawa lepas.

Itu yang bilang ibuku loh. Bukan orang lain. Haha. Dan aku sama sekali tidak merasa minder, marah, atau apa gitu. Ya aku biasa saja, karena aku itu memang lebih suka memakai apa yang ada dulu. Sekiranya belum dibutuhkan ya nggak bakal beli, ketika butuh ya baru beli.

Salah satu rekan kerjaku pernah bilang, "Dulu saya pernah juga loh kerja pakai motor Shogun kayak gini. Itu beberapa tahun saja sih disana". Alhamdulillah, sama donk denganku, hanya beda tahun saja. Beliau jaman tahun gak enak, aku di tahun yang serba mudah.

Pernah juga ada yang bilang begini, "Mbak, biasanya cewek itu suka matic loh. Kalaupun motor bebek, biasanya yang bagus. Sampean luar biasa, mau pakai motor ini."

Lalu saya jawab, "Walah pak, ini motor bukan milik saya. Ini pinjam ke kakak saya. Alhamdulillah. Tapi saya memang lebih nyaman pakai motor ini pak. Nggak khawatir kemalingan, eh Naudzubillah ya jangan sampai pak."

"Iya mbak, betul. Motor kayak gini tu dipasaran nggak laku. Tapi sebenarnya kalau tahu mesin, motor ini bagus loh. Awet dan kuat."

"Hehe, nggih pak. Katanya orang-orang juga demikian."

Ada juga yang seringkali bercanda denganku mau membeli motor Shogun itu. Lalu saya sampaikan kalau ini bukan motorku, melainkan motornya kakakku. Dan itu nggak hanya satu dua orang saja, tapi banyak orang.

Disisi lain, kalau aku mengendarai motor bagus gitu malah bikin ketar ketir. Bikin saya nggak bisa tidur. Haha.

Selama kerja pernah jalan kaki, dan seringkali pas pulang dibonceng sama rekan kerja lalu diantar sampai kos. Pernah juga naik motor, dan sekarang merasakan naik sepeda onthel. Alhamdulillah, Allah titipkan kendaraan untukku beraktivitas sehari-hari.

Sederhanalah dalam bersikap dan bertutur kata.

Salah satu prinsip yang berusaha aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari.



Cukup sekian catatan hari ini, semoga menjadi pengingatku dikemudian hari barangkali lupa dengan prinsip yang pernah dijalani ini.

Jombang, 25 Februari 2022

Read More

Sunday, January 30, 2022

Hanya Sebuah Perumpamaan

Malam sebelum keberangkatan sudah niat naik bus eksekutif. Tapi jika duluan ekonomi yang datang, tetap akan saya terima. Mana yang duluan, itulah yang terbaik. Asal waktunya tidak mepet jam.

Jam 01.30 sudah dibangunkan oleh ibu. Jam 01.50 siap berangkat dari rumah. Tepat jam 02.20 dapat bus mini Ngawi - Caruban.

Alhamdulillah dapat bus mini.

10 menit kemudian, ada bus eksekutif lewat.

"Nduk, tadi kalau kamu mau sabar sejenak pasti kamu bakal naik bus eksekutif", kataku menasehati diri.

" Alhamdulillah gpp naik bus mini dulu sampai Caruban. Nanti sampai pemberhentian bus bisa naik bus yang lain. Lagian kalau sudah ada bus mini beroperasi biasanya bus eksekutif itu nggak mau ngangkut penumpang dari perempatan itu. Aturannya sudah begitu. Kecuali jika belum ada bus beroperasi, dia baru mau ngangkut", sisi lainku berbicara.

Sesampainya di pemberhantian bus, Masyaa Allah, Alhamdulillah, Allah datangkan lagi bus eksekutif. Ia berhenti tepat setelah saya turun dari bus mini tadi. Rasanya bahagia sekali. Padahal ini hanya perihal naik bus.

Begitulah dengan kehidupan yang kita jalani kemarin, hari ini, esok dan seterusnya. Apa yang kita inginkan, terkadang  tak sesuai dengan kenyataan. Maka, selalu siapkanlah hati yang lapang. Agar ia bisa selalu menerima segala keadaan  baik susah maupun senang. Yakinlah, semua itu ada saatnya. Ada waktu yang sudah Allah tetapkan dan persiapkan sedemikian rupa. Apapun itu.


Padahal hanya sekedar sebuah kejadian kecil, tapi Allah gerakkan hati dan tangan untuk lekas menuliskan.



Ditulis dalam perjalanan Ngawi Jombang, 

Bus Eka, 31 Januari 2022

03.22

Read More

Monday, January 24, 2022

Masih Tentang Rezeki

Kisah ini sepertinya sudah pernah ku ceritakan di postingan instagram, tapi tak mengapa jika ku tuliskan kembali di blog ini.

Tentang sebuah rezeki yang datang tak disangka.

Sejak tahu buku NKCTHI di IG, sebenarnya aku pengen banget meminang bukunya. Tapi aku sadar diri bahwa nggak boleh beli buku lagi sebelum buku2 yang pernah tak beli habis terbaca. Pernah juga mau dipinjami sama teman, tapi belum sempat untuk ambil ke rumahnya.

Eh, suatu hari aku diajakin sahabatku di acaranya Bank Indonesia. Talkshow dengan penulisnya NKCTHI langsung. Dan waktu itu sebenarnya aku dikasih kesempatan ngomong pas seminar, lha kok waktu itu pas aku barusan selesai dari belakang. Kelewat donk jadinya. Ndak jadi ngobrol sama penulisnya NKCTHI donk. Hehe.

Teruuuss, beberapa peserta pilihan mendapatkan marchendise berupa buku NKCTHI, dan aku optimis dapat donk.

Alhamdulillaaaahh, pas Minggu dapat info kalau aku dapat paketan. Senin pagi, langsung tak buka donk. Isinya buku NKCTHI. Dan aku langsung loncat kegirangan karena seneng banget. (Dasaaaarrr anak kecil).

Masyaa Allah. Tabarakallah. Niat hati kepengen punya, Allah kasih dengan cuma-cuma. Gratis tanpa bayar sepeserpun. Dapat ilmu saat talkshow plus dapat hadiah buku yang diimpikan.

Dan dalam waktu berdekatan, aku diajak sahabatku lagi untuk ikutan webinar dari PT Pegadaian terkait Arrum Haji. Tak iyain aja. Aku langsung daftar saat itu juga.

Oh ya, sahabatku ini sering banget ikutan seminar/talkshow/webinar dll yang dimana didalamnya pasti ada hadiahnya. Ia pun jadi sering dapat hadiah. Karena ia aktif bertanya. Memang antusias banget anaknya.

Nah, balik lagi ke ceritaku ya.

Saat seminar berlangsung, aku mendengarkan sembari beraktivitas. Lalu aku pun didesak sahabatku untuk mengajukan pertanyaan. Waktu itu aku sedang ada kesibukan sih, jadi belum sempat kepikiran apa yang mau ditanyakan. Akhirnya si sahabatku yang menuliskan dan aku yang mengirimkan ke forum tersebut. Kebetulan saat itu seminarnya online melalui zoom.

Okelah ku edit sebagian isinya lalu ku kirim di kolom chat zoom. Lalu ku tinggal keluar dan out ditengah jalan. Selepas dari luar, aku dichat WA sama sahabatku.

"Kamu menang. Tadi kamu dipanggil mas Dwi. Wkwkwk"

Panjang lebar dia memberiku kabar kalau menang. Setelah ku tengok laptop, ternyata webinarnya sudah buyar. Loh, tapi aku kok bisa menang? Haha.

Sahabatku ini antusias banget. Dia menjabarkan panjang lebar prosedur pengambilan hadiah. Discreenshoot semua hal-hal penting terkait pemenangnya itu. Contact person pun ia simpan dan dikirim ke WAku. Baik banget sih sahabatku ini.

Dan, sahabatku ini malah nggak jadi pemenang saat webinar Arrum Haji ini. Aku jadi sungkan sama dia.

Kira-kira begini percakapan kami setelah tahu aku menjadi pemenang penanya terbaik.

"Leh anti tadi gak bertanya kah?", tanyaku.

"Bertanya, tapi kurang dowo. Wkwkwk. Dadi ga kepilih. Namanya rejeki kan wes diaturrr. Ngene iki ben kamu ya semangat melu webinar lek tak jak. Masio nang tengah dalan out. Kamu selalu out. Dipilih interaksi dg penulis langsung, yo out. Dasar."

Masyaa Allah. Tabarakallah. Memang betul, rezeki sudah diatur. Mau saya pulang duluan, keluar duluan, kalau sudah rezeki pasti ya kan datang. Kan menemui tuannya.

Sahabatku. Semoga kebaikan-kebaikanmu dilipatgandakan oleh Sang Maha Pemberi Rezeki. Kalau kamu nggak mengajakku ikut webinar ini, mungkin ku nggak tau bentuknya Baby Gold itu seperti apa saat itu. Haha. Dan ku juga nggak bakal tahu kantor Pegadaian itu seperti apa.

Terima kasih banyak yaa sahabatku.

Setelah Baby Gold di dapat dari PT Pegadaian bulan Agustus, Septembernya ternyata Allah takdirkan untuk mengabdi disana. Dan infonya pun ku dapatkan dari sabahatku ini.

Saling menguatkan dan mengingatkan dalam kebaikan yaa, sahabat.



Ditulis di Jombang, 24 Januari 2022




Read More

Saturday, January 22, 2022

Allah yang Bukain Pintu Rumahnya Dokter

Beberapa hari terakhir gusiku sakit dan membengkak. Sudah diminumi obat, tapi belum berangsur kempes. Alhamdulillah dalam kondisi demikian Allah masih memberi nikmat kuat untuk aktivitas kerja seperti biasanya.

Kupikir sakit gusiku ini bakal lekas sembuh seperti yang beberapa tahun lalu ku alami. Ternyata makin menjadi. Dan aku harus lekas memeriksakan diri ke dokter gigi.

Tengah malam kebangun dan akhirnya scroll dokter gigi terdekat dengan kos. Disitu terlihat ada seorang dokter yang buka praktek jam 8 pagi.

Tepat jam 8 pagi aku bergegas berangkat kesana dengan menahan nyerinya gusi yang menjalar ke kepala. Sampai disana, ternyata di gerbang rumahnya tertulis kalau Minggu dan tanggal merah itu tidak buka praktek.

Ya Rabb. Harus kemana lagi? Pikirku.

Akhirnya aku menambahkan nomor HP yang tertera dipagar itu. Saat aku mengetik nomor HP, tetiba ada seorang ibu paruh baya yang datang menghampiriku. Beliau menanyakan tujuanku kesitu. Dan tak disangka, beliaulah dokter yang kutuju.

Dibukakanlah pintu rumahnya dan juga pintu ruangan prakteknya. Masyaa Allah, beliau tetap melayaniku. Harusnya tutup, tapi beliau menyempatkan waktu untukku.



Semua yang terjadi itu adalah atas ijin Allah.

Masyaa Allah. Tabarakallah.

Panjang umur kebaikan. Semoga sehat selalu bu dokter. Makin lancar dan berkah rezekinya.



Jombang, 23 Januari 2022

Read More

© Seberkas Cahaya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena